Y
KOMPAS.com — Zaman dulu banyak orang yang menjemur baterainya jika sudah mulai melemah atau habis dipakai agar dapat dipakai lagi. Namun, hasilnya mungkin hanya sementara dan sebentar. Menjemur baterai di bawah terik matahari pengaruhnya memang sementara karena hanya mengeringkan karbon yang mulai lembab.
Namun, di masa depan, menjemur di terik matahari mungkin memang cara isi ulang bagi baterai. Sebuah tim ilmuwan membuat purwarupa baterai yang dayanya dapat diisi ulang dengan sinar matahari. Inovator di balik teknologi ini, Yung-Hsaing Chang, Ming-Shien Lin, dan Chang-Ting Lu, menyebut konsep mereka "Light Catcher". Saat ini mereka telah siap dengan purwarupanya.
Baterai "Light Catcher" merupakan baterai fotoelektronik yang dibangun dari sel surya antireflektif yang menyerap energi dari sinar matahari. Sel dilindungi oleh bungkus transparan agar sinar matahari bisa masuk. "Jadi kalau dayanya habis, tinggalkan saja di bawah sinar matahari yang indah," demikian penjelasan dalam sebuah artikel di Yanko Design.
Purwarupa baterai tersedia dalam ukuran AA dan AAA. Keduanya sudah dapat digunakan pada sebagian besar alat elektronik. Baterai ini juga bisa memberikan tenaga listrik pada alat elektronik lewat steker 3,5 mm.
Pembuatan baterai ini membuktikan bahwa teknologi tenaga surya tidak harus menggunakan panel besar seperti yang terpasang di atap-atap rumah atau tempat industri. Teknologi yang lebih maju saat ini membuat teknologi tenaga surya bisa diperkecil dan digunakan pada berbagai produk rumah tangga.
Baterai ini pun sebetulnya bukan produk kecil pertama yang menggunakan tenaga surya. Tahun lalu, Sanyo mendapat penghargaan IF Design dalam acara konferensi teknologi CeBIT karena berhasil mengembangkan lampu dan pengisi daya USB tenaga surya. Light Catcher ini pun merupakan salah satu entri dalam penghargaan IF Design.
Meskipun demikian, produk bertenaga surya berukuran kecil masih belum dapat memenuhi kebutuhan alat-alat portabel haus energi, seperti laptop dan ponsel pintar. Namun, inovasi-inovasi teknologi belakangan ini cukup menjanjikan.
Inilah beberapa ”mitos” yang sering beredar di kalangan masyarakat tentang baterai
Mengapa
baterai yang habis dijumur dapat mengisi energi listrik kembali?
Inilah beberapa ”mitos” yang sering beredar di kalangan masyarakat tentang baterai
- Menjemur baterai=mengisi ulang baterai, ini adalah salah satu anggapan yang kurang tepat karena baterai element kering tidak bisa diisi ulang dengan cara dijemur, mengapa? Baterai elemen kering adalah baterai yang menggunakan anoda(kutub negatif) dan katoda(kutub positif) dengan reaksi irreversible atau reaksi yang tidak bisa dibolak-balik jadi elektron yang mengalir dari anoda tidak bisa mengalir kepada katoda walau dengan pemanasan sekalipun justru jika dipanaskan lebih dari suhu operasinya akan meledak. Jadi berhati-hatilah dengan pemanasan baterai. Berbeda dengan model baterai yang rechargeable atau baterai yang bisa diisi ulang baterai model isi ulang tersebut bisa membalikkan aliran elektron dari katoda ke anoda karena saat diisi ulang kedua kutub yang saling berlawanan tersebut berganti peran dimana anoda menjadi katoda begitu juga sebaliknya. Pembagian baterai non isi ulang dengan isi ulang ini tergantung pada jenis material kutubnya dan elektrolit yang dipakai.
- Mengisi ulang baterai saat baterai sudah kosong atau tidak bisa digunakan lagi akan memperpanjang masa pakai baterai, benarkah demikian? Dalam kasus ini anda perlu melihat jenis baterainya, aplikasi baterai dalam handphone, laptop,notebook,atau aplikasi portable lainnya jenis baterai apakah yang anda gunakan? Jika anda menggunakan baterai jenis Nickel-Cadmium maka pengisian baterai pada saat indikator baterai sudah 0% atau empty memang disarankan, karena jenis baterai ini adalah full-charged yaitu baterai yang memiliki masa optimum bekerja apabila kapasitas terpakai baterai sudah penuh. Baterai Nickel jika diisi ulang pada saat indikatornya masih 50% atau kurang akan mengakibatkan pembentukan kristal cadmium dalam baterainya sehingga akan mengurangi usia pemakaian. Hal ini berbeda dengan baterai jenis Lithium-Carbon atau biasa disebut Lithium ion karena jenis baterai ini tidak perlu diisi ulang pada saat baterai sudah mengindikasikan 0% atau kosong. Dalam kondisi apapun baterai ini bisa diisi ulang sebabnya tumpukan carbon dalam baterai tidak akan terjadi pada saat pengisian ulang diatas indikasi 0%.
- Menyimpan baterai cadangan namun tidak pernah digunakan, adakalanya kita membeli baterai cadangan namun disimpan atau jarang dipakai dengan harapan suatu saat jika terpakai dayanya tetap penuh. Ini adalah anggapan keliru tentang baterai, terutama baterai isi ulang. Baterai isi ulang apapun jenisnya termasuk Lithium memiliki masa pakai, jadi begitu baterai ini keluar dari pabrik maka hitungan masa pakai baterai sudah dimulai. Pada umumnya baterai Lithium ion bisa dipakai dalam jangka waktu 2-3 tahun dengan daya tersimpan 150 watt per jam dalam satu kilo massa baterai. Namun masa degradasi baterai Lithium ion ini tetap berjalan walau anda tidak pernah menggunakannya, katakanlah selama satu tahun anda menyimpannya maka ketika anda menggunakannya kemampuan kerjanya tidak akan sama seperti anda membeli baru. Jadi jika anda membeli baterai cadangan maka pandai-pandailah mengatur penggunaan kedua baterai tersebut supaya tidak mubazir.
- Mengisi ulang baterai pada saat handphone menyala akan mengurangi umur baterai atau membuat baterai cepat rusak, apakah saran ini benar? Secara teknis pengisian baterai dengan menghidupkan alat2 elektronik tidak banyak berpengaruh baik itu pada kondisi menyala atau mati karena pada dasarnya proses pengisian ulang hanya mengembalikan elektron yang ada pada katoda pada saat penggunaan. Jadi elektron yang mengalir ke katoda pada saat digunakan akan dikirim kembali ke anoda pada saat pengisian ulang baterai sedangkan jika kita masih ingin menggunakan alat tersebut pada pengisian bisa saja namun akibatnya adalah masa pengisian menjadi bertambah panjang jika normalnya hanya sekitar 1-1,5 jam maka akan bertambah sekitar 2 jam. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu kondisi ruangan dan alat karena saat pengisian ulang ada komponen2 yang naik suhunya akibat perubahan energi listrik menjadi energi panas jadi jika baterai terlalu panas maka akan mengakibatkan ledakan.
- Baterai bisa didaur ulang sehingga tidak akan mengganggu lingkungan, pada dasarnya pendauran ulang baterai bukan berarti baterai tersebut bisa digunakan lagi karena baterai pada dasarnya tidak bisa didaur ulang 100% karena materialnya tidak bisa dipakai untuk baterai lagi. Lithium, Cadmium, Zinc(Seng), Mangan(Alkaline) yang sering digunakan dalam baterai umumnya dipisahkan dari material lainnya dalam baterai kemudian dilebur untuk dijadikan logam baru namun bukan untuk baterai karena sifat-sifat fisiknya sudah berubah. Oleh karena itu dalam setiap baterai selalu disyaratkan untuk membuang baterai dalam tempat terpisah supaya mudah didaur ulang atau menjaga keselamatan apabila baterai terkena api sehingga tidak meledak.
Oleh
karena itu kita yang menggunakan perangkat elektronika dengan baterai
hendaknya mulai bijaksana dengan baterai yang kita miliki mengingat
secara teknis baterai adalah komponen yang vital namun tidak mudah
untuk dirawat dan secara ekonomis baterai masih memegang peranan
sebagai komponen termahal dan rumit proses produksinya. Gunakanlah
secara bijaksana dan jika sudah tidak terpakai buanglah sesuai dengan
petunjuk pembuangannya untuk mempermudah proses daur ulangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar