Gambar 1.1 dua orang sedang bertelpon
Coba
perhatikan Gambar 1.1 Gambar tersebut memperlihatkan dua orang yang
berbincang-bincang melalui telepon. Seseorang di suatu tempat
menyampaikan suatu pesan dan ditanggapi oleh orang di tempat lain.
Melalui komunikasi tersebut akhirnya pesan yang disampaikan seseorang
dapat ditanggapi oleh orang lain. Ilustrasi tersebut ternyata dapat
menjelaskan tentang sistem saraf. Dilihat dari cara kerja dan fungsinya,
saraf bagaikan sebuah jaringan komunikasi. Sistem saraf berfungsi untuk
menerima pesan dan menanggapi pesan tersebut. Dalam hal ini, pesan
disebut rangsang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa saraf
merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang dan
kemudian menanggapi rangsang tersebut.
A. Sistem Saraf pada Manusia
1. Sel Saraf (Neuron)
Jaringan
saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel
tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat
pasangan tak terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel
neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel neuroglia
berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin
kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron
memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas
(dapat dirangsang, serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan
sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan
yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel (Perikarion)
Bagian
sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah
satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma
badan sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari
retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan
untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga
bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka
serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma
dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus,
lebih pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit
ini adalah untuk meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang
(reseptor) menuju ke badan sel.
c. Akson
Akson
sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma
yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa
informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang
spesifik, yaitu sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril
merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut halus.
Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.
2) Selubung Mielin
Bagian
ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung
mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk
melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi
dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari
akson.
3) Nodus Ranvier
Nodus
ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi
selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya
bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat
memahami tentang struktur dan bentuk neuron, perhatikan Gambar berikut :
Gambar 1.2 Sel Saraf
Bagaimana
hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain? Sel-sel saraf tersebut
membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin
saraf dan saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan
penerima rangsang (reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang
berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain. Ujung akson pada
sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur
yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya
otot dan kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor
disebut sinapsis. Berdasarkan hal ini Anda dapat membayangkan bahwa
jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah dijelaskan di
depan. Antara sel saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat
erat dalam meneruskan impuls.
2. Macam-Macam Neuron
Dilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Neuron Sensorik
Sel
saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut
juga saraf indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari
alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak
atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini
bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung
dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan dengan sel
saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b. Neuron Motorik
Struktur
neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan
ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot
maupun kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon
tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron
motor.
c. Interneuron (Neuron Asosiasi)
Interneuron
ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk
meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur
interneuron ini, yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung
dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.
3. Mekanisme Jalannya Impuls
Secara
umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi
rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem
saraf merupakan jaringan komunikasi yang kompleks.
Sebagai
jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme khusus tentang
cara meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu
sebagai berikut :
Gambar 1.3 Mekanisme Jalannya Impuls
a. Impuls Dihantarkan Melalui Sel Saraf
Impuls
dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya
perbedaan potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan
listrik di luar membran sel saraf adalah positif sedang muatan yang di
luar adalah negatif. Apabila sel saraf diberi rangsangan akan
mengakibatkan polarisasi
membran berubah, sehingga polarisasi akan mengalami pembalikan. Proses pembalikan akan diulang yang menyebabkan rantai reaksi.
b. Impuls Dihantarkan Lewat Sinaps. Struktur sinaps dapat Anda lihat pada Gambar berikut.
Gambar 1.4 Sturktur Sinaps
Apabila
impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis
terhadap ion kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk,
sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah
sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai
ke membran postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter, kemudian
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh membran
postsinaps.
4. Susunan Saraf Manusia
Struktur
dari sel saraf (neuron) akan membentuk jaringan saraf dan kemudian
menyusun sistem saraf. Antara sel saraf satu dengan yang lain saling
berhubungan dan bekerja sama dalam menerima dan menanggapi rangsang
sehingga dapat menghasilkan suatu respon tubuh. Berdasarkan macamnya,
sistem saraf itu meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat dan tepi? Materi tersebut akan
kita bahas pada materi selanjutnya.
a. Sistem Saraf Pusat
Dari
macamnya, sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang
belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak
sadar (otonom). Jika dilihat dari namanya, sistem saraf pusat berarti
sebagai pusat koordinasi dari segala aksi yang harus dilaksanakan.
Adapun sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada
sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan menyebabkan otot dan
kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat diketahui antara
sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak
dapat bekerja sendirisendiri. Sistem saraf pusat meliputi:
1) Otak
Manusia
di dunia mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Ada orang yang sangat
pandai atau sering disebut jenius, ada orang yang kecerdasannya sedang
atau biasa, dan adapula orang yang bodoh atau kurang cerdas. Mengapa
terdapat perbedaan kecerdasan pada setiap orang? Pusat kecerdasan
tersebut terletak di dalam otak.
Gambar 1.5 Otak
Otak
manusia dewasa memiliki berat ± 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan
lembek seperti alpukat yang matang. Berkat adanya tulang tengkorak
itulah, maka otak dapat terlindung dari benturan yang datang dari luar.
Otak manusia itu ibarat komputer, dapat terisi data atau program
tertentu dan banyak file yang dapat tersimpan di sana. Apabila Anda
ingin mengingat peristiwa yang telah terjadi, maka otak akan menampilkan
kembali semacam rekaman atas peristiwa itu. Otak manusia terdiri atas
bagian kiri dan kanan. Masing-masing bagian mempunyai tugas tersendiri.
Otak kiri mengatur kegiatan bagian kanan tubuh, sebaliknya otak kanan
mengatur kegiatan bagian kiri tubuh. Otak dibungkus oleh tiga membran
pelindung yang disebut meninges.
Di
antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang
berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap goncangan atau benturan.
Pada tengkorak lapisan terluar dari meninges disebut duramater, lapisan
tengah disebut dengan arachnoid dan lapisan terdalam, yaitu piamater.
Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang terisi juga oleh cairan
serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan silia
yang berfungsi untuk menjaga agar cairan serebrospinal tetap beredar.
Antara
dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat
memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di
dalam otak terdapat 12 pasang saraf kranial. Adapun otak sendiri dapat
dibedakan menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang untuk
mengetahui lebih mendetail dapat Anda simak penjelasan di bawah ini!
a) Otak Besar
Otak
besar terletak di bagian paling depan dengan struktur yang menonjol
yang disebut dengan serebrum. Bagian ini memiliki dua belahan, yaitu
kiri dan kanan. Bagian kiri mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah
kanan, sedangkan otak bagian kanan mengatur dan mengkoordinasikan bagian
tubuh sebelah kiri. Otak besar berfungsi sebagai pusat berpikir
(kepandaian), kecerdasan, dan kehendak. Otak besar juga mengendalikan
semua kegiatan yang didasari seperti bergerak, mendengar, melihat,
berbicara, berpikir, dan lain-lain. Otak besar ini terdiri atas dua
lapisan berikut.
(1) Korteks
Korteks
merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan
abu-abu, yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang
berlipat-lipat sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2) Lapisan Dalam
Pada lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.
Di
bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari
kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu
gerbang pada korteks serebrum. Semua pesan sensori yang sampai ke otak
harus melalui talamus terlebih dahulu agar dapat dirasakan secara sadar,
kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima talamus dan
kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.
Hipotalamus berfungsi
sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-organ dalam. Selain
itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air
dalam darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang
dihasilkan, antara lain oksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang
tersimpan di lobus posterior pada pituitari, serta TSH (hormon
perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus
anterior pada pituitari. Otak besar dibagi menjadi beberapa bagian
penting sebagai berikut.
(1) Lobus Osksipitalis
Daerah
ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami
kebutaan. Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan,
jumlah radioaktifnya sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus
oksipitalis. Coba Anda perhatikan daerahdaerah otak yang mempengaruhi
fungsi organ tubuh manusia pada Gambar berikut :
Gambar Fungsi bagian serebrum pada manusia
(2) Lobus Temporalis
Bagian
ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan
metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis.
(3) Lobus Frontalis
Daerah
ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan
beberapa emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis.
Berdasarkan sebuah penelitian (tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata
kerusakan pada lobus frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada
perilaku manusia. Pada penelitian yang sudah dilakukan pada manusia
ditemukan ternyata kerusakan ini mengakibatkan karakter seseorang yang
sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi sembrono,
tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan tidak sopan.
(4) Lobus Parientalis
Daerah
ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus
parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus
sentralis atau celah Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk
menerima rangsang panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.
b) Otak Tengah
Otak
tengah disebut juga disensefalon dan terletak di depan otak kecil dan
jembatan varol. Otak tengah ini berukuran kecil dan tidak mencolok.
Fungsi utamanya adalah untuk memberikan impuls antara otak depan dengan
otak belakang dan otak dengan mata. Di samping itu juga berfungsi
menjaga keseimbangan.
Melalui
pusat medula oblongata dan otak tengah menuju ke atas merupakan
jaringan serabut saraf yang disebut dengan formasi retikuler yang
berfungsi dalam mengaktifkan atau membangunkan otak depan. Aksi formasi
retikular sangat selektif, artinya formasi retikular ini dapat
mengakibatkan kematian.
c) Otak Belakang
Otak
belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum
lanjutan) dan serebelum (otak kecil). Masing-masing bagian tersebut
memiliki koordinasi dan fungsi sendiri-sendiri.
(1) Medula Oblongata
Bagian
ini tampak seperti ujung bengkak pada tali spinal. Sebenarnya ukurannya
kecil tetapi fungsinya sangat besar, karena jika terjadi kerusakan pada
bagian medula oblongata ini dapat mengakibatkan kematian. Fungsi medula
oblongata, antara lain menstimulasi otot-otot antartulang rusuk dan
diafragma sehingga dapat memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir
saraf yang mengatur detak jatung diameter arteriola, tekanan darah, suhu
tubuh, gerakan alat-alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan;
mengkoordinir gerak refleks, misalnya kedipan mata, bersin, bersendawa,
dan muntah. Medula oblongata ini akan diteruskan ke bawah yang disebut
sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan antara
sumsum lanjutan dengan otak disebut vons varolii (jembatan varoli).
(2) Serebelum (otak kecil)
Serebelum
terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya
adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain
pengaturan otot, posisi, dan keseimbangan tubuh. Rusaknya bagian
serebelum ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan koordinasi
gerakan otot tubuh. Pada gambar di depan gerakan halus dan lemah gemulai
yang dihasilkan penari dikoordinir oleh serebelum.
Tugas Individu :
|
Untuk
lebih memahami lagi tentang struktur tubuh otak, Anda dapat
melakukan kegiatan mengamati model otak di laboratorium sekolah
Anda! Tunjukkanlah bagian-bagian otak dan jelaskan fungsinya!
|
Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa sumsum tulang belakang (medula spinalis)
merupakan lanjutan ke bawah dari medula oblongata. Sumsum tulang
belakang ini terletak memanjang dari ruas tulang leher sampai dengan
antara tulang pertama dan kedua. Fungsi sumsum tulang belakang adalah
sebagai berikut.
a) Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron.
b)
Sebagai pusat dari gerak refleks, misalnya refleks menarik diri. Irisan
melintang menunjukkan bagian luar berwarna putih yang banyak mengandung
dendrit dam akson, sedangkan bagian dalam berwana abuabu. Pada bagian
yang berwarna abu-abu inilah terdapat cairan serebrospinal, seperti yang
terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya terletak di saluran tengah yang
berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak. Bagian tengah yang
berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H. bagian ini mengandung
badan saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke efektor dan juga
mengandung saraf sensorik.
c. Susunan Saraf Tepi
Susunan
saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari
otak sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari
sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan
menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan
motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu
sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem
saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya.
Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan
meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.
Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar
dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang
belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf
spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua
belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut merupakan saraf motorik.
c) Saraf
trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial, perhatikan Tabel 1.1 di
bawah ini!
Tabel 1.1 Jenis-Jenis Saraf Beserta Asalnya
Nomor
saraf
|
Nama Saraf
|
Jenis Saraf
|
Asal Saraf Sensorik
|
Asal Saraf Motorik
|
I
|
Olfaktori
|
Sensori
|
Selaput lendir hidung
|
Tidak ada
|
II
|
Optik
|
Sensori
|
Retina mata
|
Tidak ada
|
III
|
Okulomotor
|
Motor
|
Otot penggerak bola
mata
|
Otot pengerak bola
mata, lensa mata,
pupil mata
|
IV
|
Troklear
|
Motor
|
Otot penggerak bola
mata
|
Otot lain penggerak
bola mata
|
V
|
Trigeminal
|
Gabungan
|
Gigi dan kulit muka
|
Otot pengunyah
|
VI
|
Abdusen
|
Motor mata
|
Otot penggerak bola
mata
|
Otot lain penggerak
bola mata
|
VII
|
Fasial
|
Gabungan
|
Lidah bagian ujung
|
Otot muka,
kelenjar ludah
|
VIII
|
Auditori
|
Sensori
|
Koklea dan saluran
setengah lingkaran
|
Tidak ada
|
IX
|
Glossofaringeal
|
Gabungan
|
Lidah bagian belakang
tonsil
|
Kelenjar ludah,
otot penelan di
taring
|
X
|
Vagus
|
Gabungan
|
Laring, paru-paru,
jantung, lambung,
pankreas, hati
|
Saraf simpatetik ke
laring, esofagus,
paru-paru, jantung,
lambung, pankreas.
|
XI
|
Spinal
|
Motor
|
Otot belikat, laring,
taring, langit-langit
halus
|
Otot laring, taring,
dan langit-langit
halus
|
XII
|
Hipoglosal
|
Motor
|
Otot-otot lidah
|
Otot lidah
|
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem
saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan
lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh
hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang
sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan
berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil,
antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan
menghambat kerja saluran pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.
a) Sistem Saraf Simpatik
Saraf
ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun
fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf
ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain
menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus,
mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat
kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan,
maka mengakibatkan keadaan yang normal.
B. Gerak Refleks
Pernahkah
kaki Anda tanpa sengaja menginjak duri atau benda tajam lainnya? Apa
yang terjadi seketika itu? Pasti Anda akan dengan cepat menarik kaki,
mungkin dibantu dengan gerakan tangan, dan sambil berteriak secara
spontan. Gerakan yang Anda lakukan tersebut merupakan contoh gerak
refleks. Gerak refleks merupakan gerakan yang tidak kita sadari. Proses
gerak ini lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks ini sebenarnya
merupakan mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang
berbahaya, seperti contoh di atas. Refleks di atas merupakan refleks
penarikan. Aksiaksi yang terjadi pada peristiwa itu, antara lain:
1. Rangsang dari luar diterima oleh reseptor;
2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik pada reseptor tersebut dilanjutkan ke sistem saraf pusat, yaitu sumsum tulang belakang;
3. Di sumsum tulang belakang ini impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik ke neuron motorik;
4. Dari
neuron, motorik impuls dilanjutkan ke efektor kemudian efektor
dirangsang untuk berkontraksi, akibatnya terjadi gerakan secara spontan
dengan menarik kaki sambil berteriak.
Setelah
mengamati video di atas bahwa mekanisme gerak refleks adalah dari
rangsangan melalui saraf sensorik tidak menuju ke otak tetapi melalui
lengkung refleks. Proses lengkung refleks tersebut dapat dijelaskan
dengan video di atas. Jika memperhatikan proses tersebut, dapat kita
ketahui bahwa gerak refleks berbeda dengan gerak biasa yang kita sadari,
terutama adanya perbedaan impuls dari saraf sensorik yang dikirim ke
otak terlebih dahulu dan diolah di sana, baru kemudian impuls tersebut
ditanggapi oleh otak dan hasilnya akan dibawa oleh saraf motor menuju ke
efektor.
C. Fungsi Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami kelainan-kelainan berikut.
1. Penyakit Parkinson
Penyakit
parkinson biasanya menyerang orang yang berusia 40 tahun ke atas.
Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya neurotransmitter dopanmin
pada basal ganglia. Gejala penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan, kaku
otot, sehingga sulit bergerak.
2. Epilepsi
Epilepsi
disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena terdapatnya jaringan
parut pada otak, tumor, gangguan metabolisme, dan lain-lain. Epilepsi
ditandai dengan kejang-kejang dan hilang kesadaran.
3. Stroke
Stroke
dapat dipicu oleh tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi dapat
mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga akan mengganggu
fungsi otak. Gejala stroke, antara lain pusing-pusing, apabila sudah
parah diikuti dengan gejala lain, yaitu sulit berbicara, tidak dapat
melihat, lumpuh, bahkan mati separuh.
4. Neuritis
Neuritis
merupakan penyakit radang saraf yang disebabkan karena benturan fisik
misalnya pukulan, patah tulang. Ada juga yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin, antara lain vitamin B1, B6, dan B12. Gejala neuritis, antara
lain kesemutan dan terasa sakit pada daerah yang disarafi.
source : http://sistemsarafpadamanusia.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar