ZEOLIT
Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan pencemaran lingkungan.
Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit.
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
Nama Mineral | Rumus Kimia Unit Sel |
Analsim | Na16(Al16Si32O96). 16H2O |
Kabasit | (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O |
Klipnoptolotit | (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O |
Erionit | (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O |
Ferrierit | (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O |
Heulandit | Ca4(Al8Si28O72). 24H2O |
Laumonit | Ca(Al8Si16O48). 16H2O |
Mordenit | Na8(Al8Si40O96). 24H2O |
Filipsit | (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O |
Natrolit | Na4(Al4Si6O20). 4H2O |
Wairakit | Ca(Al2Si4O12). 12H2O |
Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.
Sifat Unik Zeolit
Karena sifat fisika dan kimia dari zeolit yang unik, sehingga dalam dasawarsa ini, zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna. Sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion.
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20) apabila dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Sedangkan sifat zeolit sebagai penukar ion karena adanya kation logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas didalam rongga dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak.
Aplikasi Zeolit
Seperti telah disinggung diatas, bahwasanya dalam dasawarsa ini, zeolt telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh aplikasinya :
Bidang/Sektor | Aplikasi |
Pertanian | Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium pupuk. |
Peternakan | Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan. |
Perikanan | Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan. |
Energi | Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon. |
Industri | Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik. |
ZEOLIT: STRUKTUR DAN FUNGSI
Telah
bertahun-tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation (cation
exchangers), pelunak air (water
softening), penyaring molekul (molecular
sieves) serta sebagai bahan pengering (drying
agents). Selain itu zeolit juga telah digunakan sebagai
katalis atau pengemban katalis pada berbagai reaksi kimia.
Zeolit
merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang tersusun atas
tetrahedral-tetrahedral alumina (AlO45-)
dan silika (SiO44-) yang
membentuk struktur bermuatan negatif dan berongga terbuka/berpori.
Muatan negatif pada kerangka zeolit dinetralkan oleh kation yang
terikat lemah. Selain kation, rongga zeolit juga terisi oleh molekul
air yang berkoordinasi dengan kation.
Rumus
umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O
Dimana
M adalah kation bervalensi n
(AlO2)x(SiO2)y adalah
kerangka zeolit yang bermuatan negatif
H2O
adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit.
Zeolit
pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan
zeolit sintetik. Zeolit alam biasanya mengandung kation-kation
K+ ,Na+,
Ca2+ atau
Mg2+ sedangkan
zeolit sintetik biasanya hanya mengandung kation-kation K+ atau
Na+. Pada zeolit alam,
adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di permukaan seperti
Al2O3,
SiO2, CaO, MgO, Na2O,
K2O dapat menutupi
pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan
kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut.
Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu
sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan secara fisika
maupun kimia. Secara fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan
pemanasan pada suhu 300-400 oC
dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul
air. Sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan melalui pencucian
zeolit dengan larutan Na2EDTA
atau asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan H2SO4 untuk
menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan pori.
Rasio
Si/Al
Rasio
Si/Al merupakan perbandingan jumlah atom Si terhadap jumlah atom Al
di dalam kerangka zeolit. Zeolit-A merupakan zeolit sintetik yang
mempunyai rasio Si/Al sama dengan satu. Beberapa zeolit mempunyai
rasio Si/Al yang tinggi seperti zeolit ZK-4 (LTA), yang mempunyai
struktur kerangka seperti zeolit-A, mempunyai rasio 2,5. Banyak
zeolit sintetik yang dikembangkan untuk katalis mempunyai kadar Si
yang tinggi seperti ZMS-5 (MFI) (Zeolit
Socony-Mobil) dengan rasio Si/Al antara 20 sampai tak
terhingga (murni SiO2).
Ini jauh melebihi mordenit (rasio Si/Al = 5,5) yang merupakan zeolit
alam yang dikenal paling banyak mengandung Si.
Perubahan
rasio Si/Al dari zeolit akan mengubah muatan zeolit sehingga pada
akhirnya akan mengubah jumlah kation penyeimbang. Lebih sedikit atom
Al artinya lebih sedikit muatan negatif pada zeolit sehingga lebih
sedikit pula kation penyeimbang yang ada. Zeolit berkadar Si tinggi
bersifat hidrofobik dan mempunyai affinitas terhadap hidrokarbon.
Kation
Penyeimbang
Kerangka
Si/Al-O pada zeolit bersifat rigid, akan tetapi kation bukan
merupakan bagian dari kerangka ini. Kation yang berada di dalam
rongga zeolit disebut exchangeable cations karena
bersifat mobil dan dapat digantikan oleh kation lainnya.
Keberadaan
dan posisi kation pada zeolit sangat penting untuk berbagai alasan.
Lingkar silang dari cincin dan terowongan pada strukturnya dapat
diubah dengan mengubah ukuran atau muatan kation. Secara signifikan
hal ini akan mempengaruhi ukuran molekul yang dapat teradsorbsi.
Pengubahan pada pengisian kationik juga akan mengubah distribusi
muatan di dalam rongga yang akan mempengaruhi sifat adsorptif dan
aktivitas katalitik dari zeolit tersebut. Dengan alasan ini maka
sangat penting untuk mengatur posisi kation di dalam kerangka dan
banyak penelitian telah dilakukan untuk maksud tersebut.
Zeolit
sebagai agen pendehidrasi
Kristal
zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan kation
penyeimbang. Zeolit dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada
keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju tempat
dengan bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi
merupakan bahan pengering (drying
agents) yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat
kation kembali menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit
sebagai penukar ion
Kation
Mn+ pada zeolit
dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada larutan yang
mengelilinginya. Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na+ dapat
digunakan sebagai pelunak air (water
softener) dimana ion Na+ akan
digantikan oleh ion Ca2+ dari
air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat
diperbarui dengan melarutkannya ke dalam larutan garam Na+ atau
K+ murni. Zeolit-A
sekarang ditambahkan ke dalam deterjen sebagai pelunak air
menggantikan polipospat yang dapat menimbulkan kerusakan ekologi.
Produksi air minum dari air laut menggunakan campuran Ag dan Ba
zeolit merupakan proses desalinasi yang baik walaupun proses ini
tergolong mahal.
Beberapa
zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu.
Clipnoptilolite (HFU) merupakan zeolit alam yang digunakan
untuk recovery 137Cs
dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat digunakan untuk
mengisolasi strontium. Zeolit telah digunakan secara besar-besaran
untuk membersihkan zat radioaktif pada kecelakaan dan .
Zeolit
juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat
seperti Pb, Cd, Zn, Cu2+,Mn2+,
Ni2+ pada
lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai adsorben anion seperti NO3-,
Cl-, dan SO4- telah
dikembangkan melalui proses kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
Zeolit
sebagai adsorben
Zeolit
yang terdehidrasi akan mempunyai struktur terbuka
dengan internal surface
area besar sehingga kemampuan mengadsorb molekul
selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju
rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang
menjadikan zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat
spesifik yang dapat digunakan untuk pemurnian dan pemisahan.
Chabazite (CHA) merupakan zeolit pertama yang diketahui dapat
mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti asam formiat dan metanol
tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih besar.
Chabazite telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas
polutan SO2 yang
merupakan emisi dari cerobong asap. Hal yang sama terdapat pada
zeolit-A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga
molekul metana dapat masuk rongga dan molekul benzena yang lebih
besar tertahan diluar.
Selain
itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan
untuk pemucatan minyak sawit mentah.
Zeolit
yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan
perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada dehidrasi
walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih
rendah. Setelah dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil
terhadap pemanasan dan tidak terdekomposisi dibawah 7000C.
Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah sekitar 50% dari
volume zeolit.
Zeolit
sebagai katalis
Zeolit
merupakan katalis yang sangat berguna yang menunjukkan beberapa sifat
penting yang tidak ditemukan pada katalis amorf tradisional. Katalis
amorf hampir selalu dibuat dalam bentuk serbuk untuk memberikan luas
permukaan yang besar sehingga jumlah sisi katalitik semakin besar.
Keberadaan rongga pada zeolit memberikan luas permukaan internal yang
sangat luas sehingga dapat menampung 100 kali molekul lebih banyak
daripada katalis amorf dengan jumlah yang sama. Zeolit merupakan
kristal yang mudah dibuat dalam jumlah besar mengingat zeolit tidak
menunjukkan aktivitas katalitik yang bervariasi seperti pada katalis
amorf. Sifat penyaring molekul dari zeolit dapat mengontrol molekul
yang masuk atau keluar dari situs aktif. Karena adanya pengontrolan
seperti ini maka zeolit disebut sebagai katalis selektif bentuk.
Aktivitas
katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan
situs asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO4]
pada kerangka. Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun
asam Lewis. Zeolit sintetik biasanya mempunyai ion Na+ yang
dapat dipertukarkan dengan proton secara langsung dengan asam,
memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted). Jika zeolit
tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat dibuat dengan
mengubah zeolit menjadi garam NH4+ kemudian
memanaskannya sehingga terjadi penguapan NH3 dengan
meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan menguapkan air dari
situs Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang mempunyai
sifat akseptor pasangan elektron (situs lewis). Permukaan zeolit
dapat menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya
tergantung bagaimana zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak
semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk asam.
Sifat katalisis juga dapat diperoleh dengan mengganti ion Na+ dengan
ion lantanida seperti La3+ atau
Ce3+. Ion-ion ini
kemudian memposisikan dirinya sehingga dapat mencapai kondisi paling
baik yang dapat menetralkan muatan negatif yang terpisah dari
tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan menghasilkan
gradien elektrostatik yang tinggi di dalam rongga yang
cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi ikatan
tersebut sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini dapat
diperkuat dengan mereduksi Al pada zeolit sehingga unit [AlO4]
terpisah lebih jauh. Tanah jarang sebagai bentuk tersubtitusi dari
zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial pertama untuk
proses cracking petroleum
pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah digantikan oleh
Zeolit-Y yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis ini menghasilkan
20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara
ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan menggantikan
ion Na+ dengan ion
logam lain seperti Ni2+,
Pd2+ atau Pt2+ dan
kemudian mereduksinya secara in
situ sehingga atom logam terdeposit di dalam kerangka
zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara
sifat katalisis logam dengan pendukung katalis logam (zeolit) dan
penyebaran logam ke dalam dapat dicapai dengan baik.
Teknik
lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan
adsorsi fisika dari senyawa anorganik volatil diikuti dengan
dekomposisi termal. Ni(CO)4 dapat
teradsorb pada zeolit-X dan dengan pemanasan hati-hati akan
terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga. Katalis ini
merupakan katalis yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi
metana.
Zeolit
mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk
1. Katalis
selektif reaktan
Dimana
hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke
dalam dan akan bereksi di dalam .
2. Katalis
selektif produk
Hanya
produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif
dan berdifusi melewati saluran (channel)
dan keluar sebagai produk.
3. Katalis
selektif keadaan transisi
Reaksi
yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang
terbatasi oleh ukuran.
Rekayasa
zeolit
Penelitian
mengenai zeolit telah berkembang menuju preparasi material baru
dengan memasukkan berbagai molekul atau ion ke dalam sangkar zeolit.
Misalnya pigmen ultramarine pada struktur sodalite dan mengandung ion
S3- yang terjerat
pada sangkar yang memberikan warna biru yang menarik.
Salah
satu bidang penelitian ini telah terfokus pada pembentukan deposit
material semikonduktor pada sangkar zeolit. Hasilnya berupa partikel
yang sangat kecil yang disebut titik quantum (quantum dots). Partikel
ini mempunyai sifat elektronik, magnetik dan optikal yang sangat
menarik yang merupakan konsekuensi dari ukurannya daripada dari
komposisi kimia. Selama proses pengisian , titik quantum menjadi
bersambung dan material yang dihasilkan mempunyai sifat intermediet
diantara partikel diskrit dan bulk semikonduktor. Salah satu
contohnya adalah band
gap semikonduktor CdS yang membentuk kubik diskrit
klaster (CdS)4 pada
sangkar sodalite dari zeolit-A, -X dan –Y yang berbeda dengan bulk
CdS.
Berbagai
molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam β-cages dari zeolit
termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta berbagai
polimer konduktif. Berbagai material baru ini sedang diteliti dengan
pusat perhatian pada sifat fisika yang penting (semikonduktor,
fotokonduktif dan konduktivitas ion, luminescence, warna dan efek
ukuran quantum) yang kemudian mempunyai kemungkinan eksploitasi
secara komersial.
A. Pengantar
Zeolit pertama kali ditemukan oleh Freiherr Axel Cronstedt, seorang ahli mineralogi dari Swedia pada tahun 1756 (Sheppard, 1969: 875-886). Istilah zeolit berasal dari bahasa Yunani “zein” yang berarti membuih, dan “lithos” yang berati batu. Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang dapat mengikat molekul air secara reversible. Penggunaan zeolit berkaitan dengan tiga sifat penting yang dimilikinya, yaitu: kemampuannya dalam melakukan pertukaran ion, daya serap dan daya saring molekuler, serta daya katalis. Pemanfaatannya utama zeolit sebagai penukar ion untuk pelunakan air, untuk menghilangkan dan pengikatan radionuklida serta penyerapan logam berat dari limbah tercemar dan penghilangan ion amonium dari limbah cair. Zeolit menurut proses pembentukannya dibagi 2, yaitu : zeolit alam (natural zeolit) dan zeolit sintetis (syntetic zeolit). Sedangkan berdasarkan ukuran porinya, zeolit dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu: zeolit dengan pori kecil (small pore zeolit), zeolit dengan pori medium (medium pore zeolit), dan zeolit dengan pori besar (large pore zeolit).
B. Rumus Umum
Rumus umum zeolit adalah Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].mH2O, di mana M adalah kation bervalensi n, (AlO2)x(SiO2)y adalah kerangka zeolit yang bermuatan negative, H2O adalah molekul air yang terhidrat dalam kerangka zeolit. Zeolit pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam biasanya mengandung kation-kation K+ ,Na+, Ca2+ atau Mg2+ sedangkan zeolit sintetik biasanya hanya mengandung kation-kation K+ atau Na+. Pada zeolit alam, adanya molekul air dalam pori dan oksida bebas di permukaan seperti Al2O3, SiO2, CaO, MgO, Na2O, K2O dapat menutupi pori-pori atau situs aktif dari zeolit sehingga dapat menurunkan kapasitas adsorpsi maupun sifat katalisis dari zeolit tersebut. Inilah alasan mengapa zeolit alam perlu diaktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Aktivasi zeolit alam dapat dilakukan secara fisika maupun kimia. Secara fisika, aktivasi dapat dilakukan dengan pemanasan pada suhu 300-400 oC dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air. Sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan Na2EDTA atau asam-asam anorganik seperti HF, HCl dan H2SO4 untuk menghilangkan oksida-oksida pengotor yang menutupi permukaan pori.
1. Rasio Si/Al
Rasio Si/Al merupakan perbandingan jumlah atom Si terhadap jumlah atom Al di dalam kerangka zeolit. Zeolit-A merupakan zeolit sintetik yang mempunyai rasio Si/Al sama dengan satu. Beberapa zeolit mempunyai rasio Si/Al yang tinggi seperti zeolit ZK-4 (LTA), yang mempunyai struktur kerangka seperti zeolit-A, mempunyai rasio 2,5. Banyak zeolit sintetik yang dikembangkan untuk katalis mempunyai kadar Si yang tinggi seperti ZMS-5 (MFI) (Zeolit Socony-Mobil) dengan rasio Si/Al antara 20 sampai tak terhingga (murni SiO2). Ini jauh melebihi mordenit (rasio Si/Al = 5,5) yang merupakan zeolit alam yang dikenal paling banyak mengandung Si.
Perubahan rasio Si/Al dari zeolit akan mengubah muatan zeolit sehingga pada akhirnya akan mengubah jumlah kation penyeimbang. Lebih sedikit atom Al artinya lebih sedikit muatan negatif pada zeolit sehingga lebih sedikit pula kation penyeimbang yang ada. Zeolit berkadar Si tinggi bersifat hidrofobik dan mempunyai affinitas terhadap hidrokarbon.
2. Kation Penyeimbang
Kerangka Si/Al-O pada zeolit bersifat rigid, akan tetapi kation bukan merupakan bagian dari kerangka ini. Kation yang berada di dalam rongga zeolit disebut exchangeable cations karena bersifat mobil dan dapat digantikan oleh kation lainnya.
Keberadaan dan posisi kation pada zeolit sangat penting untuk berbagai alasan. Lingkar silang dari cincin dan terowongan pada strukturnya dapat diubah dengan mengubah ukuran atau muatan kation. Secara signifikan hal ini akan mempengaruhi ukuran molekul yang dapat teradsorbsi. Pengubahan pada pengisian kationik juga akan mengubah distribusi muatan di dalam rongga yang akan mempengaruhi sifat adsorptif dan aktivitas katalitik dari zeolit tersebut. Dengan alasan ini maka sangat penting untuk mengatur posisi kation di dalam kerangka dan banyak penelitian telah dilakukan untuk maksud tersebut.
C. Struktur
Zeolit umumnya memiliki struktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeolit.
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
Nama Mineral
|
Rumus Kimia Unit Sel
|
Analsim
|
Na16(Al16Si32O96). 16H2O
|
Kabasit
|
(Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O
|
Klipnoptolotit
|
(Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
|
Erionit
|
(Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
|
Ferrierit
|
(Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
|
Heulandit
|
Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
|
Laumonit
|
Ca(Al8Si16O48). 16H2O
|
Mordenit
|
Na8(Al8Si40O96). 24H2O
|
Filipsit
|
(Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
|
Natrolit
|
Na4(Al4Si6O20). 4H2O
|
Wairakit
|
Ca(Al2Si4O12). 12H2O
|
Di Indonesia, jumlah zeolit sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.
D. Sifat Unik Zeolit
Karena sifat fisika dan kimia dari zeolit yang unik, sehingga dalam dasawarsa ini, zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna. Sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator, dan penukar ion. Zeolit mempunyai sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20) apabila dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi. Sedangkan sifat zeolit sebagai penukar ionkarena adanya kation logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas didalam rongga dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan rongga dapat masuk dan terjebak.
E. Aplikasi Zeolit
Seperti telah disinggung di atas, bahwasanya dalam dasawarsa ini, zeolt telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Table 1 adalah beberapa contoh bidang aplikasi zeolit.
Tabel 1. Bidang Aplikasi Zeolit dan Penerapannya
Bidang/Sektor
|
Aplikasi
|
Pertanian
|
Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion amonium, nitrogen, dan kalium pupuk.
|
Peternakan
|
Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.
|
Perikanan
|
Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan.
|
Energi
|
Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari, dan penyerap gas freon.
|
Industri
|
Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak sawit, bahan baku pembuatan keramik.
|
Sifat-sifat unik zeolit yaitu dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator, dan penukar ion memungkinkan penggunaannya sangat luas. Zeolit secara luas digunakan terutama dalam tiga aplikasi: adsorben, katalis, pertukaran ion (Auerbach, 2003: 14)
1. Aplikasi adsorben
Tabel 2 berisi daftar aplikasi adsorben umum dan berfokus pada membersihkan molekul polar atausenyawa terpolarisasi untuk proses pemurnian dan pemisahan massal didasarkan pada proses penyaringan molekuler. Zeolit berfungsi sebagai penyaring alami. Air tanah yang dilewatkan kolom gelas berisi zeolit, kadar Fe dapat diturunkan sampai 55%, sedangkan kadar Mn dapat diturunkan sampai 100% (Abdur Rahman & Budi Hartono. 2004: 1-6).
Table 2 Aplikasi Adsorben Zeolite sebagai Saringan Molekuler Komersial
Pemurnian
|
Pemisahan massal
|
Pengeringan
· Gas alam
· Cracking gas
· Jendela terisolasi
· Refrigerant (pembeku)
|
Pemisahan n-parafin atau isoparafin
Pemisahan xylena
|
Membersihkan CO2: gas alam dan pabrik oksigen cair
|
Pemisahan olefin
Pemisahan pelarut organik
|
Membersihkan senyawa belerang
|
O2 dari udara
|
Sweetening gas alam dan LPG
|
Pemisahan CO2, SO2, dan NH3
|
Membersihkan polutan: Hg, NOx, SOx
|
Pemisahan gula
|
Membersihkan bahan organic dan anorganik dari aliran umpan asam asetat komersial
|
Pemisahan asam amino dan nitroamina
|
(Sumber: Auerbach, 2003: Chapter 1 p 14)
2. Aplikasi katalisis
Tabel 3 berisi daftar aplikasi utama katalisis oleh zeolit. Transformasi hidrokarbon oleh zeolit, pertukaran kation NH4+ dan spesi multivalen. Zeolit mengalami peningkatan penggunaan untuk sintesis bahan kimiaorganik antara. Keuntungan dari zeolit sebagai katalis heterogen adalah pemisahannya mudah dan mudah dilakukan regenerasi. Setiadi dan kawan-kawan menemukan bahwa metanol (CH3OH) dapat dibuat dari umpan utama gas CO2 dan H2 dengan katalis katalis zeolit alam. Meskipun telah ada penemuanpeningkatan kinerja zeolit selama 50 tahun terakhir, tetapi hanya sebagian sangat kecil yang pernah menemukan aplikasi yang dapat digunakan secara komersial.
3. Aplikasi pertukaran ion
Tabel 4 adalah daftar aplikasi zeolit untuk pertukaran ion. Penggunaan utama dari zeolit sebagai penukarion adalah untuk pelunakan air dalam industri deterjen dan penggunaan pengganti fosfat. Zeolit mampu menggantikan peran fosfat sebagai pembentuk (builders) dalam detergen (Harjanto, 1987). Penggunaan zeolit sebagai pembentuk memiliki beberapa keunggulan antara lain: (1) zeolit menurunkan ongkos produksi detergen (low cost), (2) menurunkan kesadahan air, dan (3) menghilangkan logam-logam berat seperti besi, mangan, dan tembaga. Selektivitas zeolit A untuk Ca2+ menghasilkan keuntungan yang unik. Zeolit alam penggunaannya cukup baik untuk membersihkan radioisotop Cs+ dan Sr2+ dengan pertukaran ion dari aliran limbah radioaktif.
4. Aplikasi lainnya
Tabel 5 memberikan contoh aplikasi zeolit yang berhubungan dengan kesehatan. Aplikasi massal untuk serbuk zeolit telah muncul untuk menghilangkan bau dan sebagai aditif plastik.
Zeolit diyakini dapat melindungi dan memulihkan kesehatan kita dengan cara-cara:
• Menghilangkan radiasi keracunan (x-ray, keamanan scanner, nuklir)
• Detoksifikasi logam berat, termasuk mercury, timbal, & cadmium
• Mengurangi lingkungan beracun (asap, radiasi ponsel, bahan kimia)
• Menonaktifkan kanker, virus, dan parasit
• Menghapus bahan radioaktif dari tubuh (cesium, plutonium, dan uranium)
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menghilangkan racun dan merevitalisasi tubuh
F. Rekayasa Zeolit
Penelitian mengenai zeolit telah berkembang menuju preparasi material baru dengan memasukkan berbagai molekul atau ion ke dalam sangkar zeolit. Misalnya pigmen ultramarine pada struktur sodalite dan mengandung ion S3- yang terjerat pada sangkar yang memberikan warna biru yang menarik.Salah satu bidang penelitian ini telah terfokus pada pembentukan deposit material semikonduktor pada sangkar zeolit. Hasilnya berupa partikel yang sangat kecil yang disebut titik quantum (quantum dots). Partikel ini mempunyai sifat elektronik, magnetik dan optikal yang sangat menarik yang merupakan konsekuensi dari ukurannya daripada dari komposisi kimia. Selama proses pengisian pori, titik quantum menjadi bersambung dan material yang dihasilkan mempunyai sifat intermediet diantara partikel diskrit dan bulk semikonduktor. Salah satu contohnya adalah band gap semikonduktor CdS yang membentuk kubik diskrit klaster (CdS)4 pada sangkar sodalite dari zeolit-A, -X dan –Y yang berbeda dengan bulk CdS.
Berbagai molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam β-cages dari zeolit termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta berbagai polimer konduktif. Berbagai material baru ini sedang diteliti dengan pusat perhatian pada sifat fisika yang penting (semikonduktor, fotokonduktif dan konduktivitas ion, luminescence, warna dan efek ukuran quantum) yang kemudian mempunyai kemungkinan eksploitasi secara komersial.
G. Referensi
Abdur Rahman & Budi Hartono. 2004. Makara, kesehatan, vol. 8, no. 1, juni 2004: 1-6:
“Penyaringan air tanah dengan zeolit alami untuk menurunkan
kadar besi dan mangan”. Jakarta: Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Auerbach, Scott M., Carrado, Kathleen A., & Dutta, Prabir K.. 2003. Handbook of zeolite
science and technology. New York: Marcel Dekker, Inc.
Harjanto, S., (1987) : Lempung, Zeolit, Dolomit, dan Magnesit, Publikasi khusus,
Direktorat Sumber Daya Mineral, 108-119.
Muhammad Rif’an. 2005. Zeolit, kristal ajaib dari gunung berapi. Majalah ACID Edisi
III/Tahun V/Mei 2005. Bandar Lampung
Setiadi, Yanes Darmawan, R. Melisa Fitria. Tanpa Tahun. Pemanfaatan zeolit alam sebagai
komponen penyangga katalis untuk reaksi hidrogenasi CO2 dan perengkahan minyak sawit. Jakarta: Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Sheppard, R. A. and Gude, A.J.. 1969. Chemical Composition and Physical Properties of The Related Zeolites Offretite and Erionite. American Mineralogist: 54: 875-886.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar