Apakah Logika Itu?
Perhatikan
ilustrasi berikut ini!
Anda adalah seorang siswa SMK yang
baru saja lulus sekolah dan langsung memulai berwirausaha dengan berdagang,
yang sebagian modalnya Anda pinjam dari seorang teman. Anda berjanji, “Bila
saya tidak rugi, saya akan melunasi semua utang saya sesegera mungkin”. Keadaan
berikut ini, yang manakah Anda dapat dikatakan ingkar janji?
i)
Anda tidak rugi dan Anda melunasi utang dengan segera
ii)
Anda tidak rugi dan Anda tidak melunasi utang dengan segera
iii)
Anda melunasi utang padahal anda rugi
iv)
Anda melunasi utang dan Anda tidak rugi
Jelas
bahwa tanpa logika, kita sering melakukan kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, sering kali kita di hadapkan pada suatu keadaan yang
mengharuskan kita untuk membuat suatu keputusan. Agar keputusan kita itu baik
dan benar, maka terlebih dahulu kita harus dapat menarik kesimpulan-kesimpulan
dari keadaan yang kita hadapi itu, dan untuk dapat menarik kesimpulan yang
tepat diperlukan kemampuan menalar yang baik.
Kemampuan menalar
adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada
dan menurut aturan-aturan tertentu. Lalu apa kaitannya dengan logika?
Logika adalah ilmu untuk
berpikir dan menalar dengan benar. Secara bahasa, logika berasal dari kata
“logos” (bahasa Yunani), yang artinya kata, ucapan, pikiran. Kemudian
pengertian itu berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Logika dalam
pengertian ini adalah berkaitan dengan argumen-argumen, yang mempelajari
metode-metode dan prinsip-prinsip untuk ,menunjukkan keabsahan (sah atau
tidaknya) suatu argumen, khususnya yang dikembangkan melalui penggunaan
metode-metode matematika dan simbol-simbol matematika dengan tujuan untuk
menghindari makna ganda dari bahasa yang biasa kita gunakan sehari-hari.
Pengertian Pernyataan dan Bukan Pernyataan
Sebelum
membahas pernyataan, terlebih dahulu kita bahas pengertian kalimat. Kalimat adalah
rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.
Pernyataan adalah kalimat yang
mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
(pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada
kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.
Perhatikan
beberapa contoh berikut!
1.
Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2.
4 + 3 = 8
3.
Frodo mencintai 1
4.
Asep adalah bilangan ganjil
Contoh
nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya
adalah pernyataan. Sementara contoh nomor 3 dan 4 adalah kalimat yang
tidak mempunyai arti.
Sekarang
perhatikan contoh di bawah ini!
1.
Rapikan tempat tidurmu!
2.
Apakah hari ini akan hujan?
3.
Indah benar lukisan ini!
4.
Berapa orang yang datang?
Kalimat
di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
Catatan:
Suatu
pernyataan biasa kita simbolkan dengan huruf kecil p,q,r,s, dan sebagainya.
Kalimat Terbuka
Perhatikan
contoh berikut ini!
1.
yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2.
seseorang memakai kacamata
3. 2x
+ 8y > 0
4.
x + 2 = 8
Keempat
contoh di atas belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat yang demikian itu
dinamakan kalimat terbuka. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan
adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam
semesta yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah)
adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta
pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota
tertentu dalam semesta pembicaraan.
Pengganti
variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai
benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh:
x
+ 2 = 8
x
adalah variabel, 2 dan 8 adalah konstanta, dan x = 6 untuk x anggora
bilangan real adalah selesaian.
Secara
skematik, hubungan kalimat, pernyataan, dan kalimat terbuka dapat kita rumuskan
sebagai berikut:
Pernyataan Majemuk
Logika
merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-oernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan.
Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika (conective
logic):
:
Merupakan lambang operasi untuk negasi
:
Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
:
Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
:
Merupakan lambang operasi untuk implikasi
:
Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
1)
Negasi (Ingkaran) Sebuah Pernyataan
Dari
sebuah pernyataan tunggal (atau majemuk), kita bisa membuat sebuah pernyataan
baru berupa “ingkaran” dari pernyataan itu. “ingkaran” disebut juga “negasi”
atau “penyangkalan”. Ingkaran menggunakan operasi uner (monar) “”
atau “”.
Jika suatu pernyataan p benar, maka
negasinya p
salah, dan jika sebaliknya pernyataan p salah, maka negasinya p
benar.
Definisi
tersebut dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
B
= benar
S
= salah
Perhatikan
cara membuat ingkaran dari sebuah pernyataan serta menentukan nilai
kebenarannya!
1.
p : kayu memuai bila dipanaskan (S)
-p:
kayu tidak memuai bila dipanaskan (B)
2.
r : 3 bilangan positif (B)
-r
: (cara mengingkar seperti ini salah)
3
bilangan negatif
(seharusnya)
3 bukan bilangan positif (S)
2)
Pernyataan Majemuk
Pernyatan
majemuk adalah pernyataan baru yang dibentuk dengan merantgkaikan
pernyataan-pernyataan tunggal dengan kata sambung logika.
Contoh:
disebut
konjungsi
disebut
disjungsi
disebut
Implikasi
disebut
biimplikasi
3) Konjungsi (p^q)
Konjungsi dua pernyataan p dan q
bernilai benar hanya jika kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika
salah satu atau kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Dengan
tabel kebenaran
Contoh:
1.
p : 5 bilangan prima (B)
q : 5 bilangan ganjil
(B)
:
5 bilangan prima dan ganjil (B)
4)
Disjungsi/ Alternasi (pvq)
Disjungsi dari dua buah pernyataan p
dan q bernilai benar asal salah satu atau kedua pernyataan komponennya benar.
Dan jika kedua pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
(Disjungsi seperti ini disebut disjungsi inklusif)
Dengan
tabel kebenaran
Contoh:
1.
p : 1 akar persamaan (B)
q : -1 akar persamaan (B)
:
1 atau -1 akar persamaan (B)
2.
p : Bogor di Jawa barat (B)
q : Bogor itu kota
propinsi (S)
:
Bogor di Jawa Barat atau ibu kota propinsi (B)
5)
Implikasi/ Kondisional ()
boleh
dibaca:
jika p
maka q
q hanya jika p
p syarat perlu
untuk q
q syarat cukup untuk
p
p disebut anteseden
atau hipotesis
q disebut konsekuen
atau konklusi
Implikasi bernilai
benar jika konsekuennya bernilai benar atau anteseden dan konsekuen
kedua-duanya salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar,
sedangkan konsekuennya salah.
Dengan
tabel kebenaran
Contoh:
1.
Jika 2 x 2 = 4, maka 4 : 2 = 2
(B)
(B)
(B)
2.
Jika manusia bersayap , maka kita bisa terbang (B)
(S)
(S)
6)
Biimplikasi atau Bikondisional ()
boleh
dibaca:
p jika dan hanya jika q
(disingkat “p jhj q”)
jika
p maka q, dan jika q maka p
p syarat perlu dan
cukup untuk q
q syarat perlu dan
cukup untuk p
biimplikasi bernilai
benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau
kedua-duanya bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai
salah.
Dengan
tabel kebenaran
Contoh:
1.
2 x 2 = 4 jika dan hanya jika 4 : 2 = 2
(B)
(B)
(B)
2.
2 x 4 = 8 jika dan hanya jika 8 : 4 = 0
(S)
(B)
(S)
Konvers, Invers, dan
Kontraposisi
Dari
pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru
yang disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
Implikasi
:
Inversnya
:
Konversnya
:
Kontraposisinya
:
Contoh:
Implikasi
: Jika harimau bertaring, maka ia binatang buas
Inversnya
: Jika harimau tidak bertaring, maka ia bukan binatang buas
Konversnya
: Jika harimau binatang buas, maka ia bertaring
Kontraposisinya
: Jika harimau bukan binatang buas, maka ia tidak bertaring
Dengan
tabel kebenaran:
|
|
|
|
Implikasi
|
Invers
|
Konvers
|
Kontraposisi
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari
tabel di atas terlihat bahwa implikasi mempunyai nilai kebenaran sama dengan
kontraposisi, dan nvers dengan konvers i. Sehingga dapat kita katakan bahwa
implikasi setara dengan kontraposisi dan invers setara dengan konvers. Bisa
kita tulis:
Catatan:
“”
artinya ekivalen
Contoh:
Buatlah
pernyataan yang setara dengan pernyataan: “jika ia benar-benar mencuri, maka
pada saat pencurian harus berada di tempat ini.”
Jawab:
Implikasi
setara dengan kontraposisi. Maka pernyataan itu dapat diubah menjadi, “jika
pada saat pencurian tidak berada di tempat itu, maka ia tidak mencuri.”
Penarikan Kesimpulan
(Inferensi)
1)
Pengertian Argumen
Perhatikan
beberapa contoh argumen berikut ini!
1.
Jika harga barang naik, maka permintaan barang turun (premis 1)
Harga
barang naik
(premis 2)
Jadi
permintaan barang turun
(konklusi)
2. Jika ,
maka
(premis 1)
(premis
2)
Jadi
(konklusi)
Dari
contoh-contoh di atas, maka dapat kita rumuskan:
- Argumen
adalah
serangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan-ungkapan
pernyataan “penarikan kesimpulan”
- Argumen
terdiri dari dua kelompok pernyatan, yaitu premis (pernyataan-pernyataan
sebelum kesimpulan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
2)
Modus ponens, modus tollens, dan sillogisma
Sekarang
kita akan membahas 3 bentuk argumentasi yang sah, yaitu modus ponens, modus
tollens, dan sillogisma.
1. Modus ponens
Modus
ponens disebut juga kaidah pengasingan.
Bentuknya
sebagai berikut:
(premis
1) berupa implikasi
(premis
2) berupa anteseden
——–
(konklusi)
Keabsahan
(sah atau tidaknya) sebuah argumen dapat dilihat melalui tabel kebenaran.
|
|
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Argumentasi
ini sah karena untuk premis
dan p benar, konklusi q juga benar.
Contoh:
Jika
harga barang naik, maka permintaan barang turun
Harga
barang naik
Jadi
permintaan barang turun
2. Modus tollens
Modus
tollens disebut juga kaidah penolakan.
Bentuknya
sebagai berikut:
(premis
1) berupa implikasi
(premis
2) berupa negasi dari konsekuen
———-
(konklusi)
Keabsahannya
diperlihatkan dengan tabel kebenaran berikut:
|
|
|
|
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Argumen
ini sah, karena untuk premis dan
benar,
konklusi juga
benar.
Contoh:
Persamaan
,
,
maka dan
berlainan
dan
tidak
berlainan
Jadi
persamaan ,
3. Silogisma
Bentuknya
sebagai berikut:
(premis
1) berupa implikasi
(premis
2) berupa implikasi
———-
(konklusi)
Keabsahannya
diperlihatkan dengan tabel kebenaran berikut:
|
|
|
|
|
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
Argumen
ini sah, karena untuk premis dan
benar,
konklusi
juga
benar.
Contoh:
Jika
,
maka
Jika
,
maka
Jadi
jika ,
maka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar